Saturday, June 7, 2008

Anak Cerdas

Ingin Jadi Wartawan, Buat Buletin Korap Cak
Cita-cita menjadi wartawan membuat BMZ menjadi bocah yang kreatif. Tulisan pada buletin yang dibuatnya seakan meneguhkan keinginannya menjadi seorang jurnalis. Namun, kreativitasnya itu berujung pada kasus pidana, karena dia kini tersangkut pencemaran nama baik.

Mardi Sampurno
---

Meski BMZ menyandang predikat tersangka dalam kasus pidana, namun tak sedikit pun rasa malu ataupun khawatir yang terlihat dari raut wajahnya. Tetap ceria dan gemar berceloteh tentang semua apa yang diamati. Begitulah ekspresi saat kali pertama Radar berkunjung ke rumahnya di Kompleks Perum Persada Bhayangkara, Singosari, Minggu (11/5) lalu. "Wah, masuk koran. Bisa terkenal dong," ujarnya sambil mengulurkan tangan kanan menyalami wartawan koran ini.

Khoirul Abadi, 44, ayah BMZ yang ikut mendampingi langsung merespons sikap anaknya. "Katanya ingin jadi wartawan, nah ini ada orangnya," sahut bapak tiga anak yang kesehariannya menjadi dosen di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Khoirul mengatakan, anak pertamanya ini memang bercita-cita menjadi wartawan. Tak heran jika selama ini banyak karya tulisan asal-asalan yang berbau karya jurnalistik.

Lihat saja buletin mini karyanya yang diberi nama Korap Cak! yang merupakan kepanjangan dari Korane Wong Sarap Cak. "Entah apa maksudnya, namun yang jelas itu hanya sekadar ungkapan tanpa makna yang menunjukkan kreativitasnya," ujar Khoirul.

Buletin ini sudah dibuat sebanyak dua kali. Buletin mini ini dibuat sangat sederhana berisi kumpulan esai dan tempelan guntingan gambar foto yang diambil dari koran atau majalah. Untuk karyanya itu, bocah yang hobi main sepak bola ini memanfaatkan kertas sisa milik ayahnya yang tak terpakai.

Dari buletin itu, sekilas bisa dilihat jika BMZ memang superkreatif sekaligus banyak hal yang lucu. Tampilan halaman depan salah satu buletinnya yang menampilkan guntingan foto pejabat sedang berceramah di depan warga.

Pada teks foto diberi tulisan HANYA BENGONG: Pakde Yit ngapusi wong-wong. Sedangkan judul berita tersebut adalah Pakde Ngapusi?. Inti beritanya, Pakde Yit sedang pidato di depan warga dan para perangkat desa bahwa sebentar lagi mereka bakal mendapat bantuan langsung tunai dari pemerintah. Namun saat itu warga sedang membutuhkan fasilitas mandi cuci kakus (MCK). Dirasa tak sesuai keinginan, BMZ menilai jika Pakde Yit ngapusi (membohongi, Red) warga.

Di buletin itu juga, tak lupa dicantumkan acara stasiun televisi yang diberi nama "Duren TV". Acara favorit pukul 04.00-05.00, yakni ketiban duren. Dan pukul 05.00-06.00 dilanjutkan acara makan duren.

Hal serupa juga ditunjukkan di rubrik olahraga. Dia memasang gambar mobil balap F-1 yang dikendarai Felipe Massa. Dalam gambar itu Felipe Massa membuka sedikit helmnya.

Dari gambar itu, teks foto berbunyi jika mobil Felipe sedang mogok dan pengemudinya mencoba menyembuyikan rasa malunya dengan membuka sedikit kaca helmnya.

Dalam beritanya, bocah pengemar busana T-shirt ini melakukan wawancara imajiner dengan Felipe di Australia. Salah satu kutipannya "My car is very bad!," ungkap Felipe, saat ditemui tim Korap Cak di Australia.

Tak lupa, di buletin itu dibumbui dengan iklan versinya. Baik itu iklan lowongan maupun iklan jasa. Bahkan, dia juga membuat 10 peribahasa yang dipelesetkan.

Contohnya: Air susu dibalas dengan airmail=Kebaikan sesorang dibalas dengan surat; Ma’lu bertanya ma’gue yang jawab=Ibumu tanya, ibuku menjawab; Nasir sudah menjadi tukang bubur=Nasir sudah dapat kerja; dan serigala berbulu ayam=Serigala terkena kutukan.

Karena kreativitasnya itu, BMZ yang kini siswa kelas II MTs ini didapuk menjadi pengurus majalah sekolah. "Saya sudah mengisi satu kali tulisan tentang tokoh-tokoh wanita penting di Indonesia. Sedianya bulan depan baru akan terbit," kata BMZ. Bahkan, karena kepiawainnya itu pula, dia kerap meraih peringkat 10 besar di kelasnya.

Disinggung tentang ulah usilnya menulis selebaran di gerbang sekolah Bani Hasyim, BMZ mengaku menyesal. "Saya harus banyak mengendalikan diri saya. Saya salah dan minta maaf kepada Pak Aji (Aji Dedi Mulawarman, Red)," pintanya.

Menurutnya, tak ada sedikit pun niatan untuk mengejek atau mempermalukan sekolah. Dengan tulisan itu, dia berharap bisa melihat teman-temannya tertawa. "Saya hanya ingin dua teman saya (Fj, 13 dan Kr, 9) tersenyum melihat tulisan itu," katanya.

Meski sudah sebagai tersangka, BMZ mengaku tak bersedih. "Saya tetap enjoy, karena kedua orangtua serta teman-teman sekelas saya mengatakan jika saya sekarang sedang diuji dan saya harus lulus menghadapi ujian ini," katanya lirih.

Ada satu hal yang ditakutkan ketika kelak menghadapi persidangan. Dia mengaku grogi saat duduk di kursi pesakitan sebagai terdakwa. "Yang pasti rasanya berbeda ketika duduk di bangku sekolah atau bangku di rumah. Katanya kursinya jika diduduki rasanya panas," katanya.

Sementara itu Khoirul mengatakan, anak pertamanya ini memang terlihat berbeda dengan beberapa teman sepermainannya. Sejak duduk di bangku madarasah, dia tampak cukup cerdas. "Dia selalu bertanya tentang apa yang dilihat," tegasnya.

Jika tak puas, dia mencoba membuktikanya sendiri. "Pokoknya mirip wartawan, banyak tanya dan selalu ngeyel untuk mempertahankan argumennya. Karena itu kami sempat kewalahan mengarahkannya," kata Khoirul.

Kesehariannya, bocah yang gemar membaca novel ini, meluangkan sebagian waktunya untuk membuka internet. "Kemungkinan dari situlah membuat dia banyak tahu tentang informasi terkini tentang banyak hal. Termasuk juga kemampuan berimprovisasinya yang menurut kami jauh dari anak-anak seusianya," tambahnya.

Khoirul menyadari peristiwa yang menimpa anaknya kali ini cukup berat. Namun dia mencoba mengambil hikmah dari semuanya. Khoirul berjanji akan mengawasi serta mengarahkan anaknya agar tidak mengulangi perbuatannya.

Seperti diketahui, BMZ dipolisikan oleh pengelola TK-SD Model Bani Hasyim, Aji Dedi Mulawarman, 25 Februari lalu ke Polsek Singosari. Tuduhannya melakukan pencemaran nama baik dengan cara menista melalui tulisan yang diatur dalam pasal 311 ayat 1 subpasal 310 ayat 2 KUHP. Bocah ini membuat poster pengumuman fiktif tentang informasi penjualan sekolah berikut gedung olahraga Bani Hasyim. Kini kasusnya ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Malang dan dalam waktu dekat bakal dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Kepanjen. (*/ziz)

JAWA POS Radar Malang, Selasa, 13 Mei 2008


No comments: